 |
| LSM Sekutu saat memantau di lapangan |
MEDIAWARTA.NE, Banjarbaru — Harapan warga untuk menikmati akses aman di Jembatan Sungai Ulin mendadak berubah menjadi kekecewaan yang menyesakkan. Oprit jembatan yang baru hitungan hari dibuka kini tampak mengelupas, retak, dan berlubang, seolah menegaskan bahwa ada sesuatu yang sangat keliru dalam pengerjaannya.
Pagi itu, warga yang melintas terdiam beberapa detik, menatap permukaan jalan yang rusak. Ada yang menghela napas panjang, ada pula yang menggeleng tak percaya.
“Kok secepat ini rusak? Ini bukan pembangunan kecil,10 ,2 M tidak sesuai dengan anggaran, Ini pasti ada ugan unsur Korupsi nya kami meminta Badan pemeriksa keuangan meaudit” ujar aliansyah
Di tengah keresahan itu, suara paling keras datang dari LSM Sekutu (Sakutu). Ketua Umumnya, Aliansyah, tak menahan ledakan emosinya. Kritiknya berlapis, tegas, dan menghentak.
“Ini menyakitkan bagi masyarakat. Jembatan baru bukan seharusnya retak di awal. Jika begini kondisinya, berarti sejak awal ada yang tidak beres,” tegasnya dengangan nada geram
Menurut Sekutu, kerusakan dini bukan sekadar kecacatan teknis. Mereka menyebutnya sebagai indikasi lemahnya pengawasan, potensi pelanggaran spesifikasi, dan kelalaian yang sangat merugikan masyarakat luas.
Tidak hanya kontraktor, DPRD Kalsel juga ikut dihantam kritik. Sekutu menilai wakil rakyat harus hadir sejak awal, bukan setelah masalah mencuat.
“Tolong, jangan hanya bicara dari balik meja rapat. Masyarakat butuh pengawasan nyata, bukan formalitas. Turun ke lapangan, lihat kerusakan ini sendiri!”tegasnya lagi
LSM Sekutu mendesak audit total, mempertimbangkan langkah hukum, dan menuntut perbaikan menyeluruh agar jembatan tidak menjadi “bom waktu” bagi keselamatan publik.
Sementara itu, Ketua LSM Sekutu berharap pemerintah dan pihak terkait memberikan penjelasan terbuka:
"Mengapa jembatan yang baru saja dibangun sudah menyerah begitu cepat
Dan siapa yang benar-benar bertanggung jawab," tanyanya
Sorotan kini tertuju pada langkah perbaikan dan sikap tegas pemerintah. Karena bagi masyarakat, kerusakan ini bukan sekadar retakan di aspal tetapi retakan kepercayaan.
Editor cor