Sulitnya Akses ke Kampung Nelayan di Pantaiharapan, PUPR Tala Mulai Bangun Jalur Alternatif

test

Sulitnya Akses ke Kampung Nelayan di Pantaiharapan, PUPR Tala Mulai Bangun Jalur Alternatif

https://www.Mediawarta.net
Minggu, 21 November 2021


  

MEDIAWARTA.NET, PELAIHARI-Sejak belasan tahun silam akses menuju kampung nelayan di Desa Pantaiharapan, Kecamatan Bumimakmur, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), terdampak luapan pasang besar air laut.

Kondisi badan jalan pun kian compang-camping, termasuk beberapa unit jembatan yang ada pada jalur tersebut.
Kerusakan parah badan jalan terjadi mulai perbatasan Desa Sungairasau hingga ke permukiman Pantaiharapan .

Warga setempat pun kerap mengalami kesulitan melintasi ketika air laut pasang besar.

Keterbatasan infrastuktur tersebut menjadi perhatian khusus Pemerintah Kabupaten Tala

Bahkan Bupati Tala HM Sukamta meminta Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Pertanahan (PUPRP) setempat segera mengatasi persoalan itu.

Hal itu menjadi angin segar bagi warga setempat.

"Mudah-mudahan segera teratasi masalah akses ke Pantaiharapan. Memang sulit banget kalau ke sana, jalannya rusak. Itu sebanya saya jadi jarang ke sana," ucap Rahmat, warga Pelaihari, Kamis (4/11/2021).

Ia mengatakan memiliki kerabat yang bermukim di Pantaiharapan.

Dulu dirinya kerap bertandang ke kampung nelayan tersebut, namun sejak jalan dan jembatan rusak menjadi sangat jarang berkunjung.

"Saat ini sedang kami bangun badan jalan alternatifnya yang lebih dekat jaraknya dan jauh lebih efisien biayanya," ucap Kepala Bidang Binamarga Dinas PUPRP Tala Dwi Hadi Putra.

Dikatakannya, badan jalan baru tersebut yakni dekat simpangan lahan PT STI tembus ke Pantaiharapan melintasi Handilmaluka.

Total bentang penjangnya 7,2 kilometer.

"Kalau Handilmaluka-Pantaiharapan jaraknya lima kilometer, tapi kalau dari simpangan STI 7,2 kilometer. Bahkan nanti rencana kami nanti jalan porosnya akan kami perbaiki juga hingga ke Jembatan Petir di Kurau Pasar," sebut Dwi

Pembukaan badan jalan alternatif tersebut, lanjutnya, telah dimulai sejak 2020 lalu yakni penimbunan sepanjang 850 meter.

Lebar badan jalan sekitar enam meter atau lebar bersih sekitar lima meter.

"Tahun ini penimbunan kembali dilanjutkan, 500 meter. Anggarannya sama yakni Rp 200-an juta. Sebenarnya tahun ini target penimbunannya juga 850 meter. Namun kan ada kerusakan pada sebagian timbunan pertama sehingga harus kami perbaiki," paparnya.

Dwi mengatakan pada 2022 mendatang penanganan jalur alternatif itu akan kembali dianggarkan.(mediawarta.net/chn)

Related Posts

There is no other posts in this category.