 |
| Istimewa |
Banjarmasin – Nama anggota DPD RI asal Kalimantan Selatan, Dayat El, tengah menjadi sorotan tajam publik. Di balik aktivitas sosialnya yang kerap dipuji, ia kini diterpa isu serius: dugaan pelecehan seksual. Desakan klarifikasi pun mengalir deras, salah satunya dari Kesatuan Mahasiswa Tarbiyah Islamiyah (KMTI) Kalsel).
“Kami mendesak saudara Dayat El segera memberikan klarifikasi terbuka terkait isu ini. Jika dalam 2x24 jam tidak ada penjelasan, kami siap membantu para korban melaporkannya ke Dewan Kehormatan DPD,” tegas Ketua KMTI Kalsel, dikutip dari Wartabanjar.com (3/9/2025).
Nada serupa muncul di berbagai media. KBK.News menyebut Dayat El dihantam isu panas yang menyeret namanya ke pusaran dugaan pelecehan seksual, sebuah kabar yang “berpotensi menggerus kredibilitas politiknya di tengah konstituen.”
Ironisnya, badai isu ini datang di saat Dayat El baru saja mendapat sorotan positif. Awal Februari lalu, ia menuai apresiasi setelah mengirim surat resmi ke Kementerian Sosial meminta bantuan banjir untuk masyarakat Kalimantan Selatan. Respons cepat Kemensos menghasilkan distribusi bantuan ribuan paket logistik ke Kabupaten Banjar.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Cepat pulih, Banuaku tercinta!” ujar Dayat El kala itu, dikutip dari situs resmi DPD RI (dpd.go.id).
Namun, citra kepedulian sosial itu kini diguncang isu yang tak main-main. Publik menunggu, apakah Dayat El akan menjawab dengan klarifikasi terbuka, atau justru memilih bungkam dan membiarkan rumor kian liar.
Di tengah sorotan publik, satu hal pasti: karier politik seorang senator bukan hanya diukur dari kinerja formal, tapi juga dari integritas personal yang tak bisa ditawar.
Editor redaksi