;head> https://schema.org Robert Hendra Sulu: Reformasi Harga Mati, Harmonika Jadi Simbol Perlawanan Rakyat di Gedung DPRD Kalsel

test

Robert Hendra Sulu: Reformasi Harga Mati, Harmonika Jadi Simbol Perlawanan Rakyat di Gedung DPRD Kalsel

Redaksi
Senin, 01 September 2025


Istimewa 



MEDIAWARTA.NET, Banjarmasin – Rambut gondrongnya yang terikat rapi, harmonika yang selalu setia di genggaman, menjadikan sosok advokat Robert Hendra Sulu, SH., M.H., kian ikonik di tengah lautan massa. Bersama tim advokasi “Pengacara Kondangan”, ia tampil lantang di depan Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Jl. Lambung Mangkurat, Banjarmasin, menyuarakan peringatan keras: suara rakyat adalah harga mati yang tidak boleh dibungkam.


“Demo ini hak konstitusi, dijamin undang-undang! Jangan pernah coba-coba membungkam suara rakyat,” teriak Robert (01/09/2025).


Robert mengingatkan kembali memori kelam bangsa. “Di tempat ini, 28 tahun lalu, tepat 23 Mei 1997, saya berdiri dan hampir mati. Jumat Kelabu itu bukan sekadar sejarah, tapi luka bangsa. Hari ini saya berdiri lagi, agar tragedi berdarah itu tidak terulang. Jangan biarkan bangsa ini jatuh di jurang yang sama!” ucapnya, menekan setiap kata.


Menurut Robert, gelombang aksi yang terjadi bukan tanpa sebab. “Ini adalah akumulasi kegelisahan rakyat. Bangsa ini harus maju! Reformasi bukan pilihan, tapi harga mati. Untuk masa depan anak bangsa, perubahan harus segera diwujudkan,” katanya lantang.



Ia juga menyinggung langkah Presiden Prabowo Subianto yang memanggil para tokoh politik ke Istana Negara. “Itu tanda situasi serius. Dan mari jujur—ada mulut ember yang bikin gaduh, kini sudah dinonaktifkan. Publik tahu siapa mereka. Itu peringatan keras: jangan lagi mempermainkan kepercayaan rakyat,” ujarnya pedas


Sebagai warga Banua, Robert menegaskan bahwa aksi damai di Kalimantan Selatan patut dijadikan role model nasional. “Hanya di Kalsel demo bisa adem, damai, tanpa anarkis. Inilah wajah demokrasi sejati—keras dalam tuntutan, elegan dalam tindakan. Banua menunjukkan kelasnya,” tegasnya.


Menutup pernyataannya, Robert yang berambut gondrong terikat itu mengangkat harmonikanya, meniup nada singkat penuh simbol. “Kita sahabat harmoni, simfoni perjuangan. Harmonika ini bukti rakyat masih bernyawa, masih bersuara, dan tidak akan pernah diam ketika haknya diinjak!” pungkasnya, disambut gemuruh pekikan massa di depan gedung DPRD Kalsel.


Editor redaksi 

Related Posts