![]() |
| Istimewa |
MEDIAWARTA.NET Banjarbaru – Gemuruh semangat pengabdian menggema di Lapangan Mapolda Kalsel, Selasa (28/10/2025) pagi. Dalam upacara khidmat memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97, sebanyak 32 personel Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kalimantan Selatan menerima penghargaan dari Gubernur Kalsel H. Muhidin, sebagai bentuk apresiasi atas kiprah luar biasa mereka dalam menjaga ketahanan pangan dan mendorong swasembada jagung di Banua.
Penghargaan diserahkan secara simbolis oleh Ketua DPRD Kalsel Dr. (H.C.) H. Supian H.K., S.H., mewakili Gubernur. Tepuk tangan bergemuruh mengiringi momen itu—simbol rasa hormat bagi para pengabdi yang tak hanya bekerja di balik meja, tapi juga turun langsung ke sawah dan ladang rakyat.
Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Adam Erwindi, S.I.K., M.H. menuturkan, Kapolda Kalsel Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, S.I.K., S.H., M.H., dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi tinggi atas kerja keras jajarannya.
“Penghargaan ini bukan sekadar piagam, melainkan bentuk pengakuan atas dedikasi tulus anggota Polda Kalsel dalam menjaga harga pangan tetap stabil dan membantu rakyat kecil. Semoga menjadi inspirasi untuk terus berbuat lebih baik bagi masyarakat,” ujar Kapolda seperti disampaikan Adam Erwindi.
Lebih lanjut, Dirreskrimsus Polda Kalsel Kombes Pol M. Gafur Aditya H. Siregar, S.I.K. menegaskan, penghargaan itu diberikan atas capaian konkret Satgas Pangan di lapangan.
“Mereka berjuang memastikan harga beras dan pupuk tetap stabil, mengawasi distribusi barang bersubsidi, serta mencegah penimbunan dan penyimpangan. Semua demi kesejahteraan petani dan rakyat Kalsel,” ucapnya tegas.
Satgas Pangan Polda Kalsel sepanjang tahun 2025 menjadi garda depan dalam menjaga keseimbangan ekonomi rakyat—dari pengendalian harga beras, penanaman jagung, hingga penyaluran beras SPHP kepada masyarakat. Semua itu dilakukan dalam kolaborasi erat bersama Forkopimda Kalsel dan pemerintah daerah.
Keberhasilan mereka bukan sekadar angka di laporan, melainkan kisah perjuangan nyata di tengah lumpur sawah dan panas ladang. Berkat sinergi tersebut, Kalimantan Selatan kini menapaki babak baru menuju kemandirian pangan, menjadikan jagung sebagai simbol kerja keras, harapan, dan keteguhan semangat anak bangsa di tanah Banua.
“Kami tidak bekerja untuk penghargaan, tapi untuk memastikan rakyat tidak kekurangan pangan,” ujar salah satu personel dengan mata berbinar—menegaskan bahwa pengabdian sejati tak selalu butuh sorotan, cukup disertai ketulusan dan kerja nyata.

