![]() |
Ilustrasi |
MEDIAWARTA.NET, Banjarbaru - Lift merupakan salah satu fasilitas penting dalam rumah sakit. Lift memiliki fungsi utama sebagai alat transportasi vertikal bagi pasien, staf medis, dan pengunjung rumah sakit. Dengan adanya lift, proses pemindahan pasien dan barang-barang menjadi lebih mudah dan efisien.
Selain itu, lift juga memiliki peran penting dalam memastikan kenyamanan dan keamanan pasien. Lift yang baik harus memenuhi standar keselamatan dan kenyamanan, seperti memiliki desain yang ergonomis, sistem pengontrol suhu dan kelembaban yang baik, dan juga memiliki sistem pengamanan yang memadai.
para PASIEN yang berobat di RS Idaman Banjarbaru mengalami kesulitan menuju tempat rawat inap bagi keluarga korban yang berada di lantai 2 dan 3. Fenomena tersebut disebabkan salah satu lift yang tersedia dalam keadaan tidak berfungsi.
Hal itu menjadi Atensi tersendiri dari kalangan aktivis di Kalimantan Selatan salah satunya adalah Ketua Lembaga Pemantau Penegakan Keadilan Kalsel (LPPK) di bawah naungan Forum Komunikasi Gabungan Lintas Ormas ( FKGLO) yang membawahi 26 Ormas dan LSM di Kalimantan Selatan yang semuanya terdaftar dan punya Legalitas.
Sungguh ironis memang Rumah Sakit yang baru saja mendapatkan Akreditasi Paripurna Berdasarkan surat yang di keluarkan Lembaga Akreditasi Nomor : 0173.SKH -AKRE XII 2022 pada tanggal 29 Desember 2022 di Jakarta.
Surat Yang di di Tandatangani Direktur Utama Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Heru Ariyadi MPH menerangkan bahwa Rumah Sakit
RSD Idaman Kota Banjarbaru
Kode Rumah Sakit : 6372014
Kelas telah melakukan akreditasi pada tanggal 20, 21 dan 22 Desember 2022 dan mendapatkan status akreditasi Paripurna.
Namun hal ini tidak lah sesuai dengan apa yang di berikan kepada manajemen RSI Banjarbaru yang fakta di lapangan tidak sama dengan pelayanan yang di berikan terutama kenyamanan dan keamanan bagi pasien dan keluarganya yang berobat di sana
Dirinya menuturkan, pasien maupun keluarga yang ingin berkunjung ke ruangan /lantai atas mengalami kesulitan karena untuk menuju yang berada di lantai 2, lift tidak dapat digunakan.Di RSUD sendiri memiliki beberapa lift namun 1 lift tidak dapat digunakan. Sedangkan bangunan RSUD idaman berjumlah 4 tingkat.
"Dari beberapa lift, 1 yang tidak berfungsi, bagaimana pasien bisa naik ke lantai dua. Gedung 4 tingkat, baru pembangunan. Lift yang seharusnya berfungsi untuk beberapa orang,," ujarnya
Ia menyayangkan anggaran yg digunakan sangat besar, namun dengan kondisi lift tersebut sangat merugikan bagi pasien yang berobat," tutupnya.
(Muhammad Candra/Mediawarta.net)