![]() |
| Doc istimewa |
MEDIAWARTA.NET,SUMATRA — Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra kembali menunjukkan skala kerusakan yang masif. Dilansir dari berbagai media, mulai dari Reuters, Tempo, hingga MetroTV News, jumlah korban jiwa terus bertambah dan kini melampaui 900 orang. Ratusan warga masih dinyatakan hilang, sementara ribuan lainnya mengungsi dengan kondisi serba terbatas (06/12/2025).
Hujan deras yang mengguyur berturut-turut sepanjang pekan memicu luapan sungai, merendam permukiman, dan memutus akses ke banyak desa. Sejumlah laporan lapangan menyebut warga harus melintasi tumpukan kayu, batu, dan puing rumah untuk menuju posko bantuan. Material longsor setinggi beberapa meter menutup jalan utama, membuat banyak kawasan terisolasi total.
Petugas gabungan—TNI, Polri, Basarnas, dan relawan—terus berupaya membuka jalur dan mengevakuasi korban. Namun medan yang berat dan curah hujan yang masih tinggi membuat proses penyelamatan berjalan lambat. Berbagai media mencatat bahwa beberapa titik penyelamatan hanya bisa dijangkau lewat helikopter atau perahu kecil.
Pemerintah pusat menetapkan status tanggap darurat dan mengerahkan puluhan kapal logistik untuk mempercepat distribusi bantuan. Pesawat dan helikopter dikerahkan untuk menjangkau daerah pegunungan yang hingga kini belum mendapatkan bantuan memadai.
Sementara itu, BMKG, seperti diberitakan berbagai media nasional, mengingatkan bahwa hujan lebat diperkirakan masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan. Risiko banjir susulan dan longsor dinilai sangat tinggi, terutama pada wilayah dengan kontur curam dan tanah jenuh air.
Di posko-posko pengungsian, warga yang kehilangan keluarga dan harta benda bertahan dengan apa adanya. Banyak yang berharap bantuan kesehatan, makanan, dan selimut dapat segera didistribusikan lebih merata.
Editor Cor

