![]() |
| Doc istimewa |
MEDIAWARTA.NET,Banjarbaru —Bundaran Simpang Empat Banjarbaru berubah jadi panggung kemarahan publik. Sekitar 150–200 massa dari berbagai elemen aktivis memadati pusat kota, mengacungkan tuntutan keras di Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2025. Aksi yang dipimpin H. Aliansyah—tokoh vokal antikorupsi sekaligus Ketua KPK-APP dan SEKUTU Kalsel—langsung menohok aparat penegak hukum yang dinilai lamban, ragu, dan tak tegas menindak kasus-kasus korupsi kepala daerah.
Massa datang bukan sekadar membawa spanduk, tetapi kemarahan yang sudah lama mengendap. LSM KAKI, BABAK Kalsel, Forpeban Kalsel, Pemuda Islam Kalsel, hingga berbagai kelompok aktivis lain menyatu dalam satu suara: hentikan praktik pembiaran korupsi di Kalimantan Selatan.
Dalam orasinya, H. Aliansyah menembakkan kritik tanpa tedeng aling-aling.
“Kami tak ingin lagi melihat kasus korupsi yang melibatkan Bupati, Wali Kota, atau Gubernur dibiarkan menggantung. Proses! Tuntaskan! Jangan lindungi siapa pun,” tegasnya.(09/12/2025).
Ia menyorot tajam dugaan kasus korupsi yang menyeret Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) dan mendesak Bareskrim Polri mempercepat penyelidikan.
“Kalau memang terlibat, tetapkan tersangka. Jangan ada dusta di antara kita,” ujarnya lantang di tengah riuh massa.
Aliansyah juga mengingatkan bahwa hukum yang tumpul ke atas adalah bentuk pengkhianatan.
“Hukum harus lurus—tak boleh tebang pilih. Jangan hanya berani pada rakyat kecil, tapi takut pada pejabat,” katanya.
Ia turut membongkar praktik penyimpangan anggaran, terutama dana pusat yang sengaja “diendapkan” di bank atau didepositokan.
“Itu maling berkedok pejabat. Menghambat pembangunan, menyengsarakan rakyat, dan merampok APBD,” serunya.
Menurutnya, pembangunan yang mandek bukan sekadar kelalaian, melainkan kejahatan terhadap masyarakat.
Menutup orasi, Aliansyah mendesak Kejaksaan, Mabes Polri, Polda, KPK, hingga Jaksa Agung agar tak lagi bermain aman.
“Segera selidiki, adili, tangkap para pelaku korupsi. Bersihkan Kalimantan Selatan dari tikus-tikus berdasi,” ujarnya.
Aksi juga dirangkai dengan Solidaritas Duka untuk Aceh dan Sumatera, sebagai bentuk keprihatinan atas bencana di wilayah tersebut.
Gelombang massa di Banjarbaru hari ini mengirim pesan keras: publik muak. Kalimantan Selatan menuntut keadilan, transparansi, dan keberanian aparat dalam memutus rantai korupsi sampai ke akar-akarnya.
Editor Cor

