![]() |
| Doc istimewa |
MEDIAWARTA.NET,Banjarmasin — Aroma masalah yang lama terpendam di tubuh PT Bangun Banua akhirnya pecah di permukaan. Selasa pagi, penyidik Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan datang tanpa banyak bicara. Mereka masuk, membuka setiap pintu, dan keluar dengan empat boks besar dokumen—jejak administrasi yang diduga menyimpan kerusakan pengelolaan BUMD milik Pemprov Kalsel itu.
Pengamanan diperketat. Sejumlah aparat TNI tampak berjaga di depan kantor, pemandangan yang jarang terjadi dalam pengusutan korporasi daerah. Dari ruang arsip hingga bagian keuangan, penyidik menyisir berkas yang selama bertahun-tahun membentuk alur bisnis perusahaan—atau justru penyimpangannya.
Direktur Utama PT Bangun Banua, Afrizaldi, tidak menepis bahwa beban masa lalu masih membayangi. Di hadapan pewarta, ia berkata tegas:
“Kami kooperatif. Semua dokumen kami buka. Ini permasalahan lama, bukan era manajemen kami.”ucapnya (09/12/2025).
Pernyataan itu menguatkan laporan sejumlah media yang menyebut dokumen yang diserahkan berkaitan dengan temuan BPK. Dari 2014 hingga 2023, BPK mencatat potensi kerugian yang nilainya tak kecil—puluhan miliar rupiah dari aset dan dividen yang tak pernah benar-benar kembali ke daerah.
Sementara itu, seorang pejabat internal yang dikutip beberapa media mengungkapkan bahwa persoalan ini sudah lama mengendap.
“Kalau ada yang salah, biarkan hukum membongkar. Yang penting sekarang tidak ada lagi yang ditutup-tutupi.”
Kejati masih menahan diri mengumumkan tersangka. Namun ritme investigasi jelas bergerak cepat: penyitaan dokumen, pemanggilan sejumlah saksi, dan penelusuran aliran kerja sama usaha yang selama ini dianggap janggal.
Di luar itu, para pengamat menilai penggeledahan ini bukan sekadar penindakan, melainkan cermin retak tata kelola BUMD yang selama bertahun-tahun berjalan tanpa rem.
“Ini alarm keras. Ada pola buruk yang dibiarkan terlalu lama,” tulis salah satu analis ekonomi daerah hari ini.
Kasus PT Bangun Banua kini memasuki fase krusial. Setiap lembar dokumen yang dibawa keluar dari kantor hari ini bukan hanya bukti, melainkan potongan cerita tentang bagaimana sebuah BUMD strategis bisa terperosok dalam lubang gelap akuntabilitas.
Dan Kejati tampaknya baru mulai memutar tutup kotaknya.
Editor Cor

