MEDIAWARTA.NET, BANJARMASIN -Ribuan sopir truk batu bara menjalankan aksi demonstrasi ke Banjarmasin tepatnya di depan Mapolda Kalsel, akibat imbas dari penutupan pemasangan portal di jalan Hauling KM 101 di kabupaten Tapin sejak (27/11/2021) yang lalu hingga saat ini masih belum bisa di buka.
Dalam aksi kali ini pada rabu (22/12/2021) para pendemo tidak hanya dari para sopir namun juga di dominasi oleh emak emak yang merupakan istri para sopir truk batu bara yang ikut andil dalam aksi tersebut akibat suami suami mereka yakni para sopir truk hampir sebulan tak bisa mencari nafkah.
Perlu diketahui Sejak 27 November, jalan khusus angkutan batu bara di KM 101, Tatakan, Tapin ditutup oleh polisi. Hal itu kemudian diikuti pemasangan portal dan kendaraan milik PT TCT di lokasi yang sama.
Penutupan jalan hauling telah menginjak pekan keempat. Aksi blokade, kata Supainsyah, sangat memukul perekonomian ribuan masyarakat Tatakan.
Aksi penutupan jalan Hauling tersebut menurut kuasa hukum Asosiasi Jasa Angkutan Batu Bara dan Tongkang Tapin Supiansyah Darham menilai aksi penutupan jalan itu dilakukan secara sepihak, sebab kasus perkara perdatanya masih bergulir.
"Selesai dahulu perdatanya baru pidanyanya" tegas Supiansyah Darham.
Menurut hematnya sebagai kuasa hukum, sebenarnya titik persoalan ini antara PT AGM (Antang Gunung Meratus) dan PT TCT (Tapin Coal Terminal), maka dari itu pada demo kali ini kami menyampaikan aspirasi meminta DPRD Kalsel , Gubernur Kalsel dan Polda Kalsel untuk memediasi kedua belah pihak Ini untuk duduk bersama agar berdamai.
"Apabila kedua belah pihak tersebut sudah berdamai maa tidaknada alasan lagi bagi pihak kepolisian untuk menutup jalan. Hauling tersebut", Ucap Supiansyah Darham.(mediawarta.net/cr017)