MEDIAWARTA.NET, BATI-BATI -Tahun 2021 sudah tinggal menghitung hari. Namun pekerjaan rehabilitasi Desa Pandahan Kec. Bati - Bati Sepanjang masih terlihat menyedihkan. Progresnya masih 50 persen. Padahal akhir bulan ini, kontrak pekerjaan harus sudah tuntas.
Penanganan jalan ini disebut-sebut bakal gagal memenuhi kontrak. Jangankan terlihat aspal. Kondisinya pun tergenang air. Tak terlihat tanda-tanda tuntas, warga dan pengendara pun mengeluh. Bagaimana tidak, mereka harus memutar melalui Jalan Cempaka Banjarbaru (15/12/2021).
Husnan Noor warga sekitar saat di hubungi mengatakan kepada awak media.
“kami sangat prihatin kepada Jalan A.yani yang sedang dalam perbaikan. Tepat nya didesa Pandahan kecamatan bati bati sebab selama 5 bulan pengerjaan ini masyrakat lah yg sangat merasakan dampak nya," unkapnya Husnan Noor
"Padahal kami beranggapan positif terhadap perbaikan Jalan ini namun kami pesimis setelah meliht prosesnya selesai tepat waktu," ujar Husnan Noor
"Ditambah lagi debu dan Lumpur mematikan Usaha Ukm masyrakat disepanjang jalan A.yani ini," tuturnya
"kedepan Agar semua pihak bisa fokus terhadap pengerjaan Jalan A.yani ini agar selesai dan tidak menimbulkan kerugian yang berkelanjutan,"harapnya
Dia mengatakan pekerjaan jalan biasanya dilakukan dalam lajur bergantian untuk memudahkan pengedara. Dalam proyek Liang Anggang-Bati-Bati hal ini entah kenapa tak terlihat. Pengendara dipaksa melintasi jalanan yang masih dalam progres perbaikan.
“Saya bulan lalu hampir kecelakaan karena jalannya licin. Sekarang tak berani lagi melintas,” tukasnya.
Pengendara lain, Hasanah juga mengeluh, dia rela turun kerja dini hari agar tak terlambat sampai ke kantor. “Kantor mana mau tahu, kondisi jalan seperti ini, yang susah warga,” tuturnya.
Dia sangat berharap, pekerjaan segera tuntas agar dirinya tak lagi dibuat susah tiap hari. “Saya takutnya celaka. Kalau jatuh dan tiba-tiba di belakang ada mobil, bisa tak selamat,” imbuhnya.
Tak hanya pengendara yang mengeluhkan kondisi jalan. Para pedagang yang berada di kawasan ini pun turut menyesalkan lambannya pekerjaan. Imbasnya ke omset mereka.
Yuli salah seorang pedangan makanan di sana mengaku, sejak pekerjaan jalan ini dilaksanakan, pengunjung yang datang ke tempatnya hanya hitungan jari. Bahkan dalam sehari ada yang tak pernah ada pembeli.“Bagaimana orang mau mampir, lewat saja susah. Biasanya para sopir ramai istirahat dan makan,” keluhnya.
Senada dengan Yuli, Ahmadi salah seorang pedagang lain juga mengeluhkan keadaan jalan. Kondisi jalan yang belum selesai dan bahkan susah dilalui, membuat pengendara memilih jalan lain. Sehingga, dampaknya, warungnya pun sepi pembeli. “Apalagi sekarang jaman susah. Kondisi ini memperparah pendapatan,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Kalsel (Satker PJN Wilayah I Kalsel) Budianto mengakui, keterlambatan pekerjaan jalan ini karena penyedia jasanya bekerja kurang greget. “Ini kami kejar-kejar terus,” katanya kemarin.
Diungkapkannya, progres pekerjaan yang baru 50 persen ini baru terlaksana pemasangan batu samping untuk peninggian jalan, urukan dan agregat aspal kelas A masih jalan dan baru sebagian aspal lapis pertama. “ Masih diupayakan kelar tahun ini, kalau tidak ya kerja di masa denda,” sebutnya.
Kepala Balai Pelaksan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XI Banjarmasin, Syauqi Kamal juga menyayangkan progres pekerjaan jalan ini tak sesuai harapan. Menurutnya, jika tak selesai sampai akhir tahun ini, maka penyedia jasa akan bekerja dalam masa denda. “Blacklist kalau putus kontrak, kalau bekerja dalam masa denda hanya dikenakan denda atas hari keterlambatannya,” ujarnya kemarin.
Dia beralasan lambannya pekerjaan jalan ini juga karena kondisi cuaca sering hujan. Lahan sudah siap aspal kembali rusak, juga manajeman lapangan kurang baik. “Sudah diminta untuk merubah metoda kerja,” terangnya.
Penanganan jalan ini untuk peninggian badan jalan selevel 40-60 cm dari aspal sebelumnya.
Penanganan ruas jalan ini terbagi dua paket pekerjaan. Paket pertama adalah, pekerjaan rehabilitasi Jalan Simpang Liang Anggang sampai Batas Kota Pelaihari dengan panjang mencapai 3,52 Km. Saat ini pekerjaan masih pengerasan.
Paket kedua adalah pekerjaan rehabilitasi Jalan Simpang Liang Anggang sampai Batas Kota Pelaihari dan Batas Pelaihari sampai pertigaan Bati-Bati hingga Jalan Benua Raya, Bati-Bati. Panjang jalan yang ditangani mencapai 2,7 Km. Total kedua paket ini menelan dana APBN sebesar Rp74 miliar.(mediawarta.net/Cr017)
- Paket pertama: Rehabilitasi Jalan Simpang Liang Anggang sampai Batas Kota Pelaihari
- Paket kedua: Rehabilitasi Jalan Simpang Liang Anggang sampai Batas Kota Pelaihari dan Batas Pelaihari sampai pertigaan Bati-Bati hingga Jalan Benua Raya