![]() |
| Istimewa |
MEDIAWARTA.NET, BANJARMASIN - Menjadi jurnalis di media online daerah bukanlah pekerjaan yang berlapis cahaya glamor. Kami sering dianggap remeh, disepelekan, bahkan diabaikan di gelanggang besar industri pers nasional. Namun justru dari ruang-ruang sempit itulah lahir tekad yang paling murni: membuktikan bahwa besar kecilnya media tidak pernah menentukan tajam tidaknya pena seorang jurnalis.
'Kami menulis bukan untuk dipuji, tapi untuk didengar.”
Dari pinggiran republik, kami menyaksikan sendiri bagaimana media-media lokal menorehkan jejak prestasi yang tak bisa dianggap enteng.
Lihat saja Economic Travelling.Com — melalui tangan dingin Olpah Sari dan Muhammad Risanta, media ini mampu menembus panggung nasional dengan karya jurnalistik berkualitas tinggi.
Begitu pula BanuaTerkini.com, digerakkan oleh semangat pantang surut Muhammad Suriani Siddiq, terus menulis dengan keteguhan, menghadirkan berita yang tajam, berimbang, dan tetap menyejukkan.
“Prestasi lahir bukan dari fasilitas besar, tapi dari tekad yang tidak mudah patah.”
Prestasi mereka adalah tamparan halus bagi siapa pun yang masih memandang sebelah mata media daerah. Di tengah keterbatasan sumber daya, mereka tetap tegak menjaga idealisme, menjunjung tinggi rambu-rambu Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999, dan menghasilkan karya jurnalistik yang tidak hanya mendidik, tapi juga mencerahkan serta menggugah kesadaran publik.
Kami, jurnalis muda di daerah, belajar bahwa profesi ini bukan soal kecepatan menulis, bukan pula tentang viralitas sesaat. Ini tentang jiwa, integritas, dan tanggung jawab di setiap huruf yang ditorehkan.
Merangkai kata menjadi narasi yang hidup menuntut kesabaran, disiplin, dan cinta pada kebenaran — sesuatu yang tak bisa dibeli dengan klik atau tayangan.
“Kata bisa jadi peluru, tapi juga bisa jadi cahaya — tergantung siapa yang menulisnya.”
Di dunia pers, tak ada jalan pintas menuju pengakuan. Ada proses panjang: jatuh, diremehkan, dicibir, lalu bangkit lagi dengan kepala tegak. Dari situ lahir mental baja yang membentuk jurnalis sejati.
Maka jangan pernah minder saat media kita disebut “kecil”. Justru dari “kecil” itulah bara semangat harus menyala lebih besar.
Sebab pada akhirnya — kebesaran media bukan ditentukan oleh nama, melainkan oleh karya para jurnalisnya.
Oleh: Achmad Chandra, Jurnalis Muda – Media Warta.Net

