;head> https://schema.org Kapolres Banjar Pastikan Kasus Keracunan MBG di Martapura Ditangani Serius, 97 Korban Dirawat di RSUD Ratu Zalecha dan RS Banjarbaru

test

Kapolres Banjar Pastikan Kasus Keracunan MBG di Martapura Ditangani Serius, 97 Korban Dirawat di RSUD Ratu Zalecha dan RS Banjarbaru

Redaksi
Jumat, 10 Oktober 2025

 

(foto AKBP Dr. Fadli dox pribadi)

MEDIAWARTA.NET, Martapura — Kepolisian Resor (Polres) Banjar menegaskan keseriusannya dalam mengusut tuntas kasus dugaan keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa puluhan siswa di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.


Kapolres Banjar AKBP Dr. Fadli memastikan bahwa penyelidikan sedang berjalan intensif. Pihaknya telah mengamankan sampel makanan dan sisa muntahan korban untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium bersama tim Dinas Kesehatan.


“Semua sampel sudah kami kumpulkan dan diserahkan untuk diuji di laboratorium. Kami berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan agar penyelidikan berjalan cepat dan hasilnya akurat,” ujar AKBP Fadli, dikutip dari berbagai sumber, Jumat (10/10).




Hingga Jumat malam, jumlah korban meningkat menjadi 97 orang yang dirawat di RSUD Ratu Zalecha Martapura, sementara beberapa korban lain juga dilaporkan sedang dirawat di rumah sakit wilayah Banjarbaru dan masih dalam pendataan resmi.


Korban berasal dari sejumlah sekolah di Martapura, di antaranya Sekolah Islam Terpadu (IT) Assalam, SDN 1 Pasayangan, SD Muhammadiyah Pasayangan, dan SDN 1 Tungkaran. Bahkan, salah satu kepala sekolah turut menjadi korban dan menjalani perawatan medis.


Kapolres menyebut, gejala yang dialami para korban antara lain mual, muntah, pusing, dan sakit perut, tak lama setelah menyantap menu MBG berupa nasi kuning, ayam suwir, tempe, sayur labu siam, dan buah melon.


“Yang terpenting, seluruh korban sudah tertangani dengan baik. Kami akan menelusuri asal bahan makanan serta proses pengolahannya. Bila ditemukan kelalaian, tentu akan kami tindak sesuai hukum,” tegasnya.


Hasil pemeriksaan sementara Dinas Kesehatan menunjukkan adanya kandungan nitrat pada menu nasi kuning dan sayur, namun penyebab pasti masih menunggu hasil laboratorium lengkap.


Sementara itu, Bupati Banjar H. Saidi Mansyur langsung meninjau kondisi korban di rumah sakit dan menyatakan seluruh biaya perawatan ditanggung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Banjar. Ia juga memerintahkan penghentian sementara dapur penyedia makanan MBG untuk evaluasi menyeluruh.


“Kami sangat prihatin. Program MBG adalah langkah baik untuk mendukung gizi anak-anak, tapi harus diawasi ketat agar tidak menimbulkan korban,” ujarnya.



Kasus ini menjadi peringatan penting bagi seluruh pelaksana program sosial agar menjamin keamanan dan kebersihan makanan, karena keselamatan anak-anak penerima manfaat adalah hal yang tidak bisa ditawar.




Redaksi: Tim Media Warta Grub

Editor: cory

Related Posts